HUTAN
kau perawan yang kesepian
dulu bulumu begitu lebat
ketika kita bergulat
dalam napas yang bulat
tanpa cacat
kau berdesah akupun bergairah
semangat hidupku bertambah
kau perawan yang kesepian
kini tak lagi perawan
diperkosa dan dijarah
mesin-mesin perkasa
tak berdaya dirambah
mata-mata besi tak bermata
tubuhmu tergolek telanjang
dielus gerigi yang meradang
kau menjerit
tubuhmu belah
sementara majikanmu tertawa renyah
hari ini dapatkan lagi rupiah
pontianak, april 1990
Label: PUISI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda