MALAM JAHANAM
Terbetik sebuah berita di koran
seorang remaja delapan belasan
di tengah malam menjadi korban keroyokan
lantaran sepasang sandal karatan
Oknum kampung menangkapnya
diseret ke poskamling jadikan santapan
ia menjerit
ia mengaduh
ia mengerang
kesakitan
tapi malam hanya diam
tangan-tangan malah pitam
napsu-napsu makin meradang
dan setan tepuk tangan
Dari tubuh kecil darah menetes
karena pengadilan tanpa proses
tangan-tangan semakin pitam
malam kelam turut merejam
lagi ia mengerang
lagi ia menghiba
tapi kebengisan makin menggila
ia teraniaya
setan-setan berpesta pora
Senyum puas di bibir tersungging
sesosok manusia tergambar anjing
(Malam itu berlaku hukum rimba--
manusia berubah srigala
lantaran mendapat mangsa)
si kecil menangis
si kecil meringis
lantaran malam semakin bengis
menguak kitab-kitab hukum picis
Malam itu adalah malam jahanam
bagi seorang remaja delapan belasan
lantaran sepasang sandal jepit karatan
ia korban kebiadaban
ia korban balas dendam!?
Senyum puas di bibir tersungging
terseringai wajah-wajah bertaring
di bibir darah tak sempat kering
lantaran santapan masih berdaging
Dari tubuh kecil menetes darah
menarik ingin menambah gairah
dan wajah-wajah bertaring semakin pongah
sementara nadi semakin lelah
(Manusia tak lagi manusia
karna kepala berubah srigala
karna mata menyala-nyala
saksikan di hadapan tergolek mangsa)
Si kecil hanya menangis
Si kecil hanya meringis
pembela diharap terlena terlelap
lantaran malam semakin gelap
dan napsu-napsu semakin kalap
Malam itu adalah malam jahanam
bagi si kecil delapan belasan
ia korban kebiadaban
ia korban kekuasaan!
Pontianak, 25 Maret 1992
Label: PUISI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda