SAJAK TANPA JUDUL
by: Pradono
I
Dengan sebatang kapur
kau ejakan kata-kata
kau bukakan jendela
menjenguk dunia
Dengan sebatang kapur
kau beri kami baju
kau beri kami sepatu
kau ajarkan kami berjalan
kau kenalkan kami bulan
Dengan sebatang kapur
satu jadi seribu
Dengan sebatang kapur
kau berikan apa yang dapat kau berikan
tak kau harap balas jasa
tak kau impi sejuta imbalan;
Berdiri hingga matahari meninggi
Bicara hingga habis suara
kadang berlari dari pintu ke pintu
Dengan sebatang kapur
kau cipta bocah jadi remaja
kau cipta remaja jadi dewasa
kau cipta manusia jadi manusia
Dengan sebatang kapur
kau buka gerbang desa
menuju pintu kota serba ada serbaneka;
sementara tangan tetap bekerja
sementara kaki terus melangkah
sementara jiwa tetap membara
II
Dengan sebatang kapur
yang kini anti-Tebece
tubuh tetap kurus
langkah makin berat
sementara beras datang terlambat
gaji kecil masih sempat disunat;
penjaga gawang bermental bejat
anak didik berjiwa khianat
sementara roda zaman berputar hebat
Dengan sebatang kapur
kau tetap mengabdi
sementara mereka terus mencuri
alergi gajimu tinggi-
merekalah yang berhak punya mobil
punya rumah mewah
berkantong tebal penuh rupiah
Suaramu hanya nyanyian tanpa nada
menebal tumpukan kerja di balik meja
jadi makanan lezat rayap-rayap
sebab jalanmu tanpa pelicin;
tersendat-sendat
dan tak bisa diharap
Dengan sebatang kapur
kau nanti kabar baik
dari Pak Menteri-
bukan kroco-kroco
pemerkaya diri sendiri
yang berkata menabur duri
menyebar mimpi menjual janji
Tubuh kurus makin kurus
batuk Tebece jadi nyanyian
sebab lagu keramat hanya slogan
Dan aku bertanya:
"Apa arti pengabdian, jika hidup tanpa jaminan?"
ptk, Mei '89
Label: PUISI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda