SEANDAINYA PENYAIR JADI BIROKRAT
Seandainya penyair jadi birokrat
apakah sajak masih sempat dibuat
apakah sajak tak pindah kiblat
apakah suara masih bulat
apakah mata masih melihat
Seandainya penyair jadi birokrat
ganti predikat jadi pejabat-
dengkul berganti kreta berkilat
biar ke kantor tidak terlambat
Seandainya penyair jadi birokrat
tidakkah takut terkena pecat
turun pangkat rendah derajat
(cari kerjaan amat sangat berat-
formasi begitu ketat:
harus pandai ilmu silat
tak perlu tamat
bisa saja jurus gerak cepat
patgulipat bantingtulang peraskeringat
hop! jadi duit sekebat
sakasakusuk! Jabatan pun dapat)
Seandainya penyair jadi birokrat
apakah jadi orang hebat
apakah bermimpi jadi terhormat
merelakan diri jadi penjilat
harapkan piagam sebagai: Pengkhianat!
Seandainya penyair jadi birokrat
apakah kawan masih diingat
apakah kawan sendiri diembat
bukakan pintu pasangi jerat
Kalau begitu namanya keparat!
Kalau begitu namanya bangsat!
Banyak penyair jadi birokrat
Banyak penyair jadi pejabat
Banyak penyair jadi konglomerat
Berbaju safari sepatu mengkilat
Berkepala ringan berlangkah berat
Banyak penyair tetap melarat
Banyak penyair hidup sekarat
Melangkah berat tersendat-sendat
Dapat rezeki cuma sekerat:
Tapi menyajak tetap berminat
Harapkan gemerlap suatu saat
Tak pernah kenal kata berat
Hati nurani tetap kuat
Demi pilihan yang sudah bulat
Seandainya semua penyair birokrat
Bagaimana pula nasib rakyat
Hidup mereka yang melarat
Gaji terlambat dan disunat
Duit mereka yang tak kuat:
Sedangkan dunia sudah sepakat;
"Duit tak kuat jabatan tak dapat!?"
Biar penyair jadi birokrat
Biar penyair jadi pejabat
Biar penyair jadi konglomerat
jadi orang hebat
jadi orang terhormat
Biar penyair punya bintang empat
punya rumah bertingkat
punya mobil berkilat
punya harta berlipat
punya makanan lezat
Asal masih ingat rakyat
Asal masih ingat akhirat
Biarlah penyair berkasur busa
Biarkan penyair berkuasa
Pontianak, 7 April 1992
Label: PUISI
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda